ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB. SELAMAT DATANG DI BLOG INI, SEMOGA BERMANFAAT

Minggu, 09 November 2014

TURUNNYA AL-QUR'AN



TURUNYA AL QUR’AN DENGAN TUJUH HURUF
Oleh : Ust. Ahmad Fauzan Pujianto. A.H*


Al-Qur’an al Karim adalah mukjizat yang abadi,yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai hidayah bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang bathil. Al Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dalam bahasa arab yang sangat tinggi susunan bahasanya dan keindahan balaghahnya.
Bangsa arab mempunyai aneka ragam Lahjah (dialek) yang lahir dari fitrah mereka dalam lagam, suara dan huruf-huruf yang indah, seperti yang termaktub dalam kitab-kitab Sastra. Setiap qabilah memiliki ciri khas tersendiri dalam mengucapkan kata-kata, yang tidak dimiliki oleh qabilah-qabilah  lainnya. Namun di antara qabilah-qabilah tersebut, qabilah quraiys lah yang mempunyai keunggulan tersendiri dibanding dengan bahasa dan dialek qabilah–qabilah lainya. Ada beberapa faktor yang menjadikan bahasa qabilah quraiys lebih istimewa di banding qabilah arab lainnya, salah satunya adalah karena tugas dalam menjaga baitullah, memakmurkan masjidil haram, menjamu para jama’ah haji dan menguasai perdagangan. Oleh sebab itulah semua suku arab menjadikan bahasa quraiys sebagai bahasa induk dari bahasa mereka, karena adanya karakteristik-karakteristik tertentu.
Allah yang maha bijaksana menurùnkan Al-Qur'an dengan bahasa yang mudah difahami oleh seluruh orang arab yakni dengan bahasa induk, bahasa (lughat) quraiys, dan kepada seorang Rasul yang quraisy pula. Untuk mempersatukan bangsa arab dan mewujudkan kemukjizatan Al-Qur'an, ketika mereka tidak mampu mendatangkan satu suratpun yang seperti Al-Qur'an. Sehingga apabila orang-orang arab berbeda lahjah dalam mengungkapkan suatu makna dengan beberapa perbedaan tertentu maka, Al-Qur'an yang di wahyukan oleh Allah kepada rasulnya menyempurnakan makna kemukjizatannya. Karena ia mencakup semua huruf dan wajah qira’ah pilihan di antara lahjah-lahjah tersebut. Dan inilah salah satu sebab yang memudahkan mereka untuk membaca, menghafal dan memahaminya.
Allah S.W.T. berfirman :

“Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”(Qs.Yusuf:2).


Dalil-Dalil Tentang Diturunkannya Al-Qur'an  Dengan Tujuh Huruf.
Banyak sekali hadits-hadits Nabi yang menyatakan bahwa Al Qur’an itu diturunkan dengan Tujuh Huruf, antara lain ;

1. Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya meriwayatkan: 

عن ابن عبَّاس رضى الله عنهما أنَّه قال : قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم أَقْرَأَنِى جِبْرِيْلُ عَلى حَرْفٍ فَرَاجَعْتُهُ فَلَمْ أَزَلْ أَسْتَزِيْدُهُ وَيَزِيْدُنِى حَتَّّى انْتَهَى إِلى سَبْعَةِ  أَحْرُفٍ- رواه البخارى ومسلم زَادَ مسلم : قال ابن شهاب : بَلَغَنِىْ أَنَّ تِلْكَ السَّبْعَة فِى الْأَمْرِ الَّذِىْ يَكُوْنُ وَاحِدًا  لَايَخْتَلِفُ فِى حَلَالٍ وَلَا حَرَام

 
“Dari Ibnu Abbǎs R.A.. Bahwa ia berkata “Rasulullah SAW bersabda: "Jibril membacakan Al-Qur'an kepadaku dengan satu huruf, kemudian aku mengulanginya (setelah itu) senantiasa aku meminta tambahan kepadanya dan iapun menambahnya untukku sehingga berjumlah 7 huruf". (H.R.Bukhari-Muslim).- Imam Muslim menambahkan: Ibnu Syihǎb mengatakan:"Telah sampai berita kepadaku bahwa tujuh huruf itu untuk suatu perkara yang tidak diperselisihkan halal dan haramnya" .

2. Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Imam Muslim yang lafazhnya dari Imam Bukhari: 

أَنّ عمرَ ابن الخطاب رضي الله عنه قال : سَمِعْتُ هِشَامَ ابن حَكِيْم ابن حِزَامٍٍ يَقْرَأُ سُورَةَ الفُرْقَان فِى حَيَاةِ رسول الله  صلّى الله عليه وسلّم فَاسْتَمَعْتُ لِقِرَاءَتِهِ فَإِذَا هُوَ يَقرَؤُهَا على حُرُوْفٍ كَثِيْرَةٍ لَمْ  يُقْرِئْنِيْهَا رسولُ الله صلّى الله عليه وسلّم فَكِدْتُ أُسَاوِرُهُ فِى الصَّلَاةِ فَانْتَظََرْتُهُ حَتّى سلم فَلَبَّبْتُهُ بِرِدَائِهِ فَقُلْتُ مَنْ أَقْرَأَكَ هذِهِ السُّوْرَة الّتى سَمِعْتُكَ تَقْرَأُ ؟  قال أَقْرَأَنِيْهَا رسول الله صلّى الله عليه وسلّم فَقُلْتُ لَهُ كَذَّبْتََ فَوَالله إنَّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم أَقْرَأَنِىْ هذه السّورة الّتى سَمِعْتُكَ (- وفي حديثٍ سمعتُك تَقْرَؤُهَا -). فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلى رسول الله صلّى الله عليه وسلّم أَقُوْدُهُ فَقُلْتُ يا رسول الله إِنِّى سَمِعْتُ هذا يَقْرَأُ سورةَ الفرقان على حروفٍ لَمْ تُقْرِأْ نِيْهَا وَاِنَّّكَ أَقْرَأْْ تَنِىْ سُوْرَةَ الْفُرْقَان فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَرْسِلْهُ يا عُمر إِقْرَأْ ياهِشام فقرأ عليه الْقِرَاءَةَ الّتى سَمِعْتُهُ يَقْرَؤُهَا فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم كَذَالِكَ أُنْزِلَتْ ثُمَّ قال إِقْرَأْ يا عمر فَقَرَأْتُهَا الّتي أَقْرَأَنِيْهَا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم كذالك أُنْزِلَتْ ثُمَّ قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم إِنَّ الْقُرْءَان أُنْزِلَ عَلى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَمِنْهُ (رواه بخارى و مسلم)
"Bahwa Umar Bin Khotob R.A.. berkata: aku mendengar Hisyam bin Hakim bin hizam membaca Surat Al-Furqon di masa hidupnya Rasulullah S.A.W.. lalu aku mendengarkan bacaannya dan ia membacanya (surat Al Furqon) dengan banyak-banyak huruf dimana Rasulullah saw tidak pernah mengajarkannya kepadaku sehingga hampir saja aku menariknya sewaktu masih sholat, namun aku menunggunya sampai salam. Kemudian aku menarik selendangnya / surbannya dan bertanya: "Siapa yang mengajarkan kepadamu surat ini sebagaimana aku dengar engkau membacanya tadi"?, ia menjawab "Rasulullah S.A.W. yang telah mengajarkannya kepadaku" ku katakan kepadanya "Engkau telah berdusta, Demi Allah sesungguhnya Rasulullah S.A.W. telah mengajarkan kepadaku surat ini, surat yang kudengar engkau baca tadi, kemudian aku mengajaknya untuk menghadap Rasulullah S.A.W.. dan lantas aku berkata “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku telah mendengar laki-laki ini membaca surat Al Furqon dengan beberapa huruf yang tidak (sebagaimana) engkau ajarkan kepadaku,dan  sesungguhnya engkau sendiri telah membacakan surat Al-Furqon ini kepadaku" Rasulullah S.A.W. berkata "Lepaskanlah dia hai Umar! Bacalah surat tersebut wahai Hisyam!" maka Hisyam pun membacanya sebagaimana kudengar bacaannya tadi. Rasulullah S.A.W. bersabda "Demikianlah Al-Qur'an diturunkan" kemudian Rasulullah S.A.W. berkata “Bacalah Hai Umar! Maka akupun membacanya sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah S.A.W. kepadaku, setelah itu Rasulullah S.A.W. berkata "Demikianlah Al-Qur'an diturunkan, kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda "Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan dalam tujuh huruf (Sab’atu Ahruf). Maka bacalah oleh kamu apa yang mudah dari huruf-huruf itu".(H.R.Bukhari-Muslim).


3.Al-Hafizh Abu Ya’la Al-Musholy dalam Kitabnya “Musnad Al-Kabir” meriwayatkan:

أَنَّ عُثْمَانَ رَضِىَ اللهُ قَالَ يَوْمًا وَهُوَ عَلى الْمِنْبَرِ " أُذَكِّرُ اللهَ رَجُلاً سَمِعَ النَّبىّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ" إِنَّ الْقُرْءَانَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ كُلُّهَا شَافٍ كَافٍ" لمَاَّ قَامَ فَقَامُوْا حَتَّى لَـمْ يُحْصَوْا فَشَهَدُوْا أَنَّ الرَّسُوْلَ قَالَ ( أُنْزِلَ الْقُرْءَان عَلى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ كُلُّهَا شَافٍ كَافٍ ) فَقَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : وَأَنَاأَشْهَدُ مَعَهُمْ
 Imam As-Suyuthi berkata dalam kitabnya ( Al-Itqon ) " Hadits ini telah pasti kebenarannya melalui periwayatan dari banyak shahabat yakni “Ubay bin Ka’ab, Anas bin Malik, Hudaifah bin Al-Yaman, Zaid bin Arqom, Samurah bin Jundub, Sulaiman bin Shorod, Ibn Abbas, Ibn Mas’ud, Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Umar bin Khotob, Amr bin Abi Salamah, Amr bin Al-Ash, Muadz bin Jabal, Hisyam bin Hakim, Abi Bakroh, Abu Jahm, Abu Said Al-Khudri, Abu Tholhah Al-Anshori, Abu Huroiroh dan Umu Ayyub Radhiallahu 'Anhum Ajma'in. Mereka semua berjumlah 21 orang shahabat, dan Abu Ubaid telah menyatakan bahwa hadits ini adalah Mutawatir.
 
Hadits-hadits yang telah kami kemukakan di atas --hanyalah sebagian dari sekian banyak hadits yang sama isi kandungannya-- Menegaskan bahwa qira’at Al-Qur'an merupakan wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Melalui Jibril A.S. dan sekaligus menunjukkan bahwa qira’at Al-Qur'an itu disampaikan langsung oleh Rasulullah S.A.W. kepada para shahabat secara talaqqi, hal ini terlihat dari berulang-ulangnya pemakaian kosakata أَقْرَأَ (=membacakan ), maupun pecahan kosa kata itu didalam hadits-hadits yang telah disebutkan di atas. Hadits-hadits tersebut di atas juga menunjukkan bahwa suatu qira’at Al-Qur'an ditetapkan secara tauqifi.
Adapun perbantahan yang terjadi diantara shahabat Nabi S.A.W. tentang suatu qira’at, lalu mencari kebenarannya kepada Rasulullah S.A.W. sebagaimana diungkapkan hadits-hadits terdahulu adalah sebagai bukti bahwa qira’at itu bukan timbul berdasarkan keinginan dan pendapat para shahabat atau karena mereka mengganti bentuk kalimah-kalimah Al-Qur'an dan menukar suatu lafazh dengan sinonimnya.
Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa Qira’at (macam-macam baca'an) Al-Qur'an itu sudah ada sejak Al-Qur'an itu diturunkan dan tentu saja sangat tidak benar anggapan sebagian orang-orang yang berpendapat bahwa qira’at (macam-macam bacaan) Al-Qur'an tersebut diciptakan oleh Nabi Muhammad S.A.W. atau para shahabat atau Ulama’ tabi’in yang dipengaruhi oleh dialek-dialek qabilah Arab. 
Arti “Sab'atu Aħruf

Arti “Sab'atu Aħruf ” dalam hadits-hadits diatas mengandung banyak sekali penafsiran dan pendapat dikalangan 'ulama', hal itu di sebabkan karena lafazh sab'ah dan aħruf didalam bahasa arab mempunyai banyak arti. Kata sab'ah ( سَبْعَةٌ ) bisa diartikan dengan bilangan 7 dan bisa pula diartikan dengan bilangan yang tak terbatas, sedangkan kata aħruf (   ( أَحْرُف yang merupakan bentuk jamak dari lafazh حَرْف Mempunyai arti yang bermacam-macam. Imam Fairuzzabadi misalnya--pengarang Qômus-- mengatakan bahwa; " مِنْ كُلِّ شَيْئٍ طَرْفُهُ الْحَرْفُ " (ħarf) dari segala sesuatu adalah ujungnya/tepinya dan ''ħarf'' dari gunung berarti puncaknya. Sedangkan yang lainnya ada yang  mengartikan حرف dengan; salah satu huruf hijaiyah, makna, saluran air, bahasa, kata, wajah/segi dan lain-lain. Dalam memahami maksud dari ħadits-ħadits tersebut para Ulama berbeda pendapat/penafsiran, yang menurut As-Suyuti setidaknya tidak kurang dari 40 penafsiran.
Namun untuk ringkasnya, dalam tulisan ini akan kami ambilkan penafsiran yang dipilih dan dianggap paling mendekati kebenaran dan masyhur, yaitu pendapat Abu al Fadhl Ar Razi. Dia mengatakan bahwa Yang dimaksud dengan “Sab’atu Aħruf” adalah mengenai perbedaan dalam 7 hal.

*Penulis merupakan alumni PPTQ Sirojul Ulum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar