TURUNYA AL QUR’AN DENGAN
TUJUH HURUF
Oleh : Ust. Ahmad
Fauzan Pujianto. A.H*
Al-Qur’an
al Karim adalah mukjizat yang abadi,yang diturunkan kepada Rasulullah SAW
sebagai hidayah bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
serta pembeda antara yang hak dan yang bathil. Al Qur’an diturunkan oleh Allah
SWT dalam bahasa arab yang sangat tinggi susunan bahasanya dan keindahan balaghahnya.
Bangsa
arab mempunyai aneka ragam Lahjah (dialek) yang lahir dari fitrah mereka dalam
lagam, suara dan huruf-huruf yang indah, seperti yang termaktub dalam
kitab-kitab Sastra. Setiap qabilah memiliki ciri khas tersendiri dalam
mengucapkan kata-kata, yang tidak dimiliki oleh qabilah-qabilah lainnya. Namun di antara qabilah-qabilah
tersebut, qabilah quraiys lah yang mempunyai keunggulan tersendiri dibanding
dengan bahasa dan dialek qabilah–qabilah lainya. Ada beberapa faktor yang
menjadikan bahasa qabilah quraiys lebih istimewa di banding qabilah arab
lainnya, salah satunya adalah karena tugas dalam menjaga baitullah, memakmurkan
masjidil haram, menjamu para jama’ah haji dan menguasai perdagangan. Oleh sebab
itulah semua suku arab menjadikan bahasa quraiys sebagai bahasa induk dari
bahasa mereka, karena adanya karakteristik-karakteristik tertentu.
Allah
yang maha bijaksana menurùnkan Al-Qur'an dengan bahasa yang mudah difahami oleh
seluruh orang arab yakni dengan bahasa induk, bahasa (lughat) quraiys, dan
kepada seorang Rasul yang quraisy pula. Untuk mempersatukan bangsa arab dan
mewujudkan kemukjizatan Al-Qur'an, ketika mereka tidak mampu mendatangkan satu
suratpun yang seperti Al-Qur'an. Sehingga apabila orang-orang arab berbeda
lahjah dalam mengungkapkan suatu makna dengan beberapa perbedaan tertentu maka,
Al-Qur'an yang di wahyukan oleh Allah kepada rasulnya menyempurnakan makna
kemukjizatannya. Karena ia mencakup semua huruf dan wajah qira’ah pilihan di
antara lahjah-lahjah tersebut. Dan inilah salah satu sebab yang memudahkan
mereka untuk membaca, menghafal dan memahaminya.
Allah S.W.T. berfirman :
“Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur'an dengan
berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.”(Qs.Yusuf:2).
Dalil-Dalil Tentang Diturunkannya Al-Qur'an Dengan
Tujuh Huruf.
Banyak sekali hadits-hadits Nabi yang menyatakan bahwa Al Qur’an itu
diturunkan dengan Tujuh Huruf, antara lain ;
1. Imam Bukhari dan
Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya meriwayatkan:
عن
ابن عبَّاس رضى الله عنهما أنَّه قال : قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم
أَقْرَأَنِى جِبْرِيْلُ عَلى حَرْفٍ فَرَاجَعْتُهُ فَلَمْ أَزَلْ أَسْتَزِيْدُهُ
وَيَزِيْدُنِى حَتَّّى انْتَهَى إِلى سَبْعَةِ
أَحْرُفٍ- رواه البخارى ومسلم زَادَ مسلم : قال ابن شهاب : بَلَغَنِىْ أَنَّ تِلْكَ السَّبْعَة فِى الْأَمْرِ
الَّذِىْ يَكُوْنُ وَاحِدًا لَايَخْتَلِفُ
فِى حَلَالٍ وَلَا حَرَام
“Dari Ibnu Abbǎs R.A.. Bahwa ia
berkata “Rasulullah SAW bersabda: "Jibril membacakan Al-Qur'an kepadaku
dengan satu huruf, kemudian aku mengulanginya (setelah itu) senantiasa aku
meminta tambahan kepadanya dan iapun menambahnya untukku sehingga berjumlah 7
huruf". (H.R.Bukhari-Muslim).- Imam Muslim menambahkan: Ibnu
Syihǎb mengatakan:"Telah sampai berita kepadaku bahwa tujuh huruf itu
untuk suatu perkara yang tidak diperselisihkan halal dan haramnya" .
2.
Diriwayatkan
dari Imam Bukhari dan Imam Muslim yang lafazhnya dari Imam Bukhari:
أَنّ
عمرَ ابن الخطاب رضي الله عنه قال : سَمِعْتُ هِشَامَ ابن حَكِيْم ابن حِزَامٍٍ
يَقْرَأُ سُورَةَ الفُرْقَان فِى حَيَاةِ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم فَاسْتَمَعْتُ
لِقِرَاءَتِهِ فَإِذَا هُوَ يَقرَؤُهَا على حُرُوْفٍ كَثِيْرَةٍ لَمْ يُقْرِئْنِيْهَا رسولُ الله صلّى الله عليه
وسلّم فَكِدْتُ أُسَاوِرُهُ فِى الصَّلَاةِ فَانْتَظََرْتُهُ حَتّى سلم
فَلَبَّبْتُهُ بِرِدَائِهِ فَقُلْتُ مَنْ أَقْرَأَكَ هذِهِ السُّوْرَة الّتى
سَمِعْتُكَ تَقْرَأُ ؟ قال
أَقْرَأَنِيْهَا رسول الله صلّى الله عليه وسلّم فَقُلْتُ لَهُ كَذَّبْتََ
فَوَالله إنَّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم أَقْرَأَنِىْ هذه السّورة الّتى
سَمِعْتُكَ (- وفي حديثٍ سمعتُك تَقْرَؤُهَا -). فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلى رسول
الله صلّى الله عليه وسلّم أَقُوْدُهُ فَقُلْتُ يا رسول الله إِنِّى سَمِعْتُ هذا
يَقْرَأُ سورةَ الفرقان على حروفٍ لَمْ تُقْرِأْ نِيْهَا وَاِنَّّكَ أَقْرَأْْ
تَنِىْ سُوْرَةَ الْفُرْقَان فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَرْسِلْهُ يا
عُمر إِقْرَأْ ياهِشام فقرأ عليه الْقِرَاءَةَ الّتى سَمِعْتُهُ يَقْرَؤُهَا فقال
رسول الله صلى الله عليه وسلم كَذَالِكَ أُنْزِلَتْ ثُمَّ قال إِقْرَأْ يا عمر
فَقَرَأْتُهَا الّتي أَقْرَأَنِيْهَا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال رسول الله
صلى الله عليه وسلم كذالك أُنْزِلَتْ ثُمَّ قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم
إِنَّ الْقُرْءَان أُنْزِلَ عَلى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَمِنْهُ
(رواه بخارى و مسلم)
"Bahwa Umar Bin
Khotob R.A.. berkata: aku mendengar Hisyam bin Hakim bin hizam membaca Surat
Al-Furqon di masa hidupnya Rasulullah S.A.W.. lalu aku mendengarkan bacaannya
dan ia membacanya (surat Al Furqon) dengan banyak-banyak huruf dimana
Rasulullah saw tidak pernah mengajarkannya kepadaku sehingga hampir saja aku
menariknya sewaktu masih sholat, namun aku menunggunya sampai salam. Kemudian
aku menarik selendangnya / surbannya dan bertanya: "Siapa yang mengajarkan
kepadamu surat ini sebagaimana aku dengar engkau membacanya tadi"?, ia
menjawab "Rasulullah S.A.W. yang telah mengajarkannya kepadaku" ku
katakan kepadanya "Engkau telah berdusta, Demi Allah sesungguhnya
Rasulullah S.A.W. telah mengajarkan kepadaku surat ini, surat yang kudengar
engkau baca tadi, kemudian aku mengajaknya untuk menghadap Rasulullah S.A.W..
dan lantas aku berkata “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku telah mendengar
laki-laki ini membaca surat Al Furqon dengan beberapa huruf yang tidak
(sebagaimana) engkau ajarkan kepadaku,dan
sesungguhnya engkau sendiri telah membacakan surat Al-Furqon ini
kepadaku" Rasulullah S.A.W. berkata "Lepaskanlah dia hai Umar!
Bacalah surat tersebut wahai Hisyam!" maka Hisyam pun membacanya
sebagaimana kudengar bacaannya tadi. Rasulullah S.A.W. bersabda
"Demikianlah Al-Qur'an diturunkan" kemudian Rasulullah S.A.W. berkata
“Bacalah Hai Umar! Maka akupun membacanya sebagaimana yang telah diajarkan
Rasulullah S.A.W. kepadaku, setelah itu Rasulullah S.A.W. berkata "Demikianlah
Al-Qur'an diturunkan, kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda "Sesungguhnya
Al-Qur'an diturunkan dalam tujuh huruf (Sab’atu Ahruf). Maka bacalah oleh kamu
apa yang mudah dari huruf-huruf itu".(H.R.Bukhari-Muslim).
3.Al-Hafizh Abu Ya’la Al-Musholy dalam Kitabnya “Musnad
Al-Kabir” meriwayatkan:
أَنَّ
عُثْمَانَ رَضِىَ اللهُ قَالَ يَوْمًا وَهُوَ عَلى الْمِنْبَرِ " أُذَكِّرُ
اللهَ رَجُلاً سَمِعَ النَّبىّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ" إِنَّ
الْقُرْءَانَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ كُلُّهَا شَافٍ كَافٍ" لمَاَّ
قَامَ فَقَامُوْا حَتَّى لَـمْ يُحْصَوْا فَشَهَدُوْا أَنَّ الرَّسُوْلَ قَالَ (
أُنْزِلَ الْقُرْءَان عَلى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ كُلُّهَا شَافٍ كَافٍ ) فَقَالَ
عُثْمَانُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : وَأَنَاأَشْهَدُ مَعَهُمْ
Imam
As-Suyuthi berkata dalam kitabnya ( Al-Itqon ) "
Hadits ini telah pasti kebenarannya melalui periwayatan dari banyak shahabat
yakni “Ubay bin Ka’ab, Anas bin Malik, Hudaifah bin Al-Yaman, Zaid bin Arqom,
Samurah bin Jundub, Sulaiman bin Shorod, Ibn Abbas, Ibn Mas’ud, Abdurrahman bin
Auf, Utsman bin Affan, Umar bin Khotob, Amr bin Abi Salamah, Amr bin Al-Ash,
Muadz bin Jabal, Hisyam bin Hakim, Abi Bakroh, Abu Jahm, Abu Said Al-Khudri,
Abu Tholhah Al-Anshori, Abu Huroiroh dan Umu Ayyub Radhiallahu 'Anhum Ajma'in.
Mereka semua berjumlah 21 orang shahabat, dan Abu Ubaid telah menyatakan bahwa
hadits ini adalah Mutawatir.
Hadits-hadits
yang telah kami kemukakan di atas --hanyalah sebagian dari sekian banyak hadits
yang sama isi kandungannya-- Menegaskan bahwa qira’at Al-Qur'an merupakan wahyu
Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Melalui Jibril A.S. dan
sekaligus menunjukkan bahwa qira’at Al-Qur'an itu disampaikan langsung oleh
Rasulullah S.A.W. kepada para shahabat secara talaqqi, hal ini terlihat dari
berulang-ulangnya pemakaian kosakata أَقْرَأَ
(=membacakan
), maupun pecahan kosa kata itu didalam hadits-hadits yang telah disebutkan di
atas. Hadits-hadits tersebut di atas juga menunjukkan bahwa suatu qira’at Al-Qur'an
ditetapkan secara tauqifi.
Adapun perbantahan yang
terjadi diantara shahabat Nabi S.A.W. tentang suatu qira’at, lalu mencari
kebenarannya kepada Rasulullah S.A.W. sebagaimana diungkapkan hadits-hadits
terdahulu adalah sebagai bukti bahwa qira’at itu bukan timbul berdasarkan
keinginan dan pendapat para shahabat atau karena mereka mengganti bentuk
kalimah-kalimah Al-Qur'an dan menukar suatu lafazh dengan sinonimnya.
Dengan demikian,
sangatlah jelas bahwa Qira’at (macam-macam baca'an) Al-Qur'an itu sudah
ada sejak Al-Qur'an itu diturunkan dan tentu saja sangat tidak benar anggapan
sebagian orang-orang yang berpendapat bahwa qira’at (macam-macam bacaan)
Al-Qur'an tersebut diciptakan oleh Nabi Muhammad S.A.W. atau para shahabat atau
Ulama’ tabi’in yang dipengaruhi oleh dialek-dialek qabilah Arab.
Arti “Sab'atu
Aħruf ”
Arti “Sab'atu Aħruf ”
dalam hadits-hadits diatas mengandung banyak sekali penafsiran dan pendapat
dikalangan 'ulama', hal itu di sebabkan karena lafazh sab'ah dan aħruf
didalam bahasa arab mempunyai banyak arti. Kata sab'ah ( سَبْعَةٌ ) bisa diartikan dengan bilangan 7
dan bisa pula diartikan dengan bilangan yang tak terbatas, sedangkan kata aħruf
( ( أَحْرُف yang merupakan bentuk jamak dari lafazh حَرْف Mempunyai arti yang bermacam-macam. Imam
Fairuzzabadi misalnya--pengarang Qômus-- mengatakan bahwa; " مِنْ كُلِّ شَيْئٍ
طَرْفُهُ الْحَرْفُ "
(ħarf) dari segala sesuatu adalah ujungnya/tepinya dan ''ħarf''
dari gunung berarti puncaknya. Sedangkan yang lainnya ada yang mengartikan حرف dengan; salah satu huruf hijaiyah,
makna, saluran air, bahasa, kata, wajah/segi dan lain-lain. Dalam memahami maksud dari
ħadits-ħadits tersebut para Ulama berbeda pendapat/penafsiran, yang menurut
As-Suyuti setidaknya tidak kurang dari 40 penafsiran.
Namun
untuk ringkasnya, dalam tulisan ini akan kami ambilkan penafsiran yang dipilih
dan dianggap paling mendekati kebenaran dan masyhur, yaitu pendapat
Abu al Fadhl Ar Razi. Dia mengatakan bahwa Yang dimaksud dengan “Sab’atu Aħruf”
adalah mengenai perbedaan dalam 7 hal.
*Penulis merupakan alumni PPTQ Sirojul Ulum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar